Friday 20 December 2013

Fenomena Titip Absen

Posted By: Unknown - 2:50 pm

Share

& Comment

Mahasiswa adalah praktisi pendidikan yang akan menjadi penerus bangsa setelah selesai menempuh pendidikan kelak. Hampir sebagian besar yang berkuasa dan memerintah negara kita adalah para cendikiawan lulusan bangku kuliah. Merekalah yang akan menentukan arah mana bangsa ini akan berjalan. Maju tidaknya bangsa ini ada ditangan mereka, maka diperlukan sikap, kemampuan serta karakter yang kuat dalam diri mahasiswa agar bangsa ini maju dan tidak salah jalan.

Dewasa ini bangsa indonesia menderita sebuah masalah yang sangat kronis yaitu korupsi, mulai dari kalangan bawah sampai kalangan elit senayan. Korupsi seperti sebuah operasi peperangan yang telah dipersiapkan dengan matang dan dilakukan bersama – sama untuk satu tujuan yaitu harta dan kedudukan.

Banyak sekali sebab korupsi yang kita temui, antara lain karena kebutuhan hidup mewah, kesempatan ataupun sistem yang telah terbentuk dan berjalan memungkinkan untuk melakukan tindakan korupsi. Tetapi, semua sebab tersebut sebenarnya dapat diatasi jika kita memiliki karakter bermoral yang kuat yang tertanam sejak dini. Jadi, untuk memberantas korupsi perlu ditelaah akar permasalahannya yaitu lulusan akademisi yang kurang berkarakter dan kurang kesadaran moral.

Salah satu fenomena yang membuat mahasiswa kurang memiliki karakter dan kesadaran moral adalah fenomena titip absen atau yang populer dengan sebutan TA yang marak dilingkungan mahasiswa. Dengan seperti itu mahasiswa tidak perlu masuk kuliah untuk ikut ujian tengah semester ( uts ) maupun ujian akhir semester ( uas ) yang mensyaratkan prosentasi keberangkatan / absen sebanyak 75% sesuai peraturan akademik yang berlaku.

Memang semua mahasiswa tidak memiliki karakter yang sama, banyak sekali macam karakter dengan masing – masing sifatnya, maka banyak pula alasan – alasan mengapa fenomena titip absen ( TA ) muncul dan tetap bertahan. Bagi mahasiswa yang aktif berorganisasi beranggapan bahwa TA dilakukan ketika berbenturan dengan kegiatan luar yang urgent dan tidak bisa ditinggalkan. Misalkan saja kegiatan seminar atau kuliah umum, meraka lebih memilih mengikuti seminar karena diadakan setahun sekali sedangkan kuliah ada kurang lebih 12 – 16 kali pertemuan. Materi yang ketinggalan pada hari itupun bisa dipelajari dengan belajar bersama dengan teman yang berangkat kuliah.

Bagi mahasiswa yang tidak berorganisasi dan hanya berkesibukan dengan kuliah saja, mereka lebih senang TA karena faktor dosen yang kurang menarik dalam mengajar dan terkesan membosankan. Selain itu ditambah pula materi yang disampaikan memang sulit dan perlu komunikasi pembelajaran yang lebih dari biasanya.

Beda lagi dengan mahasiswa yang kurang perhatian dengan urusan kuliahnya, mereka memilih TA karena malas yang disebabkan beberapa hal antara lain telat bangun sehingga sering tidak mengikuti kuliah saat jam pagi. Masalah pribadi seperti masalah asmara juga berpengaruh apalagi disaat galau dan hati serta fokus mulai bergejolak. Selain masalah pribadi dan telat bangun, faktor cuacapun juga berpengaruh, mereka yang kurang perhatian dengan kuliah akan merasa malas untuk berangkat kuliah walaupun hanya gerimis sedikit saja.

Disaat sakitpun sebenarnya dari pihak kampus memperbolehkan untuk ijin asalkan dengan syarat yaitu surat keterangan sakit dari dokter dan diserahkan ke kampus, akan tetapi TA lebih dipilih karena praktis. Selain itu, dewasa ini banyak mahasiswa yang mengalihkan perhatian pada perkembangan teknologi dan gadget yang sangat pesat seperti socialnetwork, internet maupun permainan seperti pro evolution soccer atau PES yang selalu update dan kian di gandrungi.

 Dan masih banyak lagi sebab – sebab melakukan TA , akan tetapi perlu kita sadari bersama bahwa TA sebenarnya berbahaya dan bisa dikatakan sebagai sebuah penyakit kronis. Oleh karena itu pihak dosen selaku pengajar juga berperan dalam proses penyembuhan penyakit tersebut dengan salah satu cara yaitu dengan melakukan pengabsenan atau pengecekan dadakan pada akhir pembelajaran, setelah absen diberikan ke mahasiswa dan dikembalikan ke dosen saat itulah waktu yang tepat untuk mengecek apakah jumlah mahasiswa dan absen sesuai atau tidak. 

Jika ada mahasiswa yang TA hukumanpun langsung di berikan misalnya dengan mencoret absensi yang TA serta 5 absen teman diatasnya serta 5 absen teman dibawahnya, dengan begitu pelaku akan dimarahi oleh temannya sendiri dan akan dikucilkan jika mengulangi perbuatannya tersebut. Selain hukuman yang di dapat seperti pencoretan absensi, hukumannya juga bisa pada saat proses penilaian agar pelaku berfikir dua kali untuk mengulanginya, selain hukuman pencoretan absensi dan penilaian yang dirasakan waktu itu juga, dampaknya pun akan dirasakan dikemudian hari karena menyangkut aspek mental dan psikologis.

Menurut Ir. Bambang Sudarsono, MS selaku kepala jurusan teknik geodesi, beliau berpendapat jika TA adalah sebuah tindakan yang tidak disiplin dan tidak gentleman. selain itu TA akan menjadikan kita sebagai seorang pengecut , tidak menghargai diri sendiri dan kedepannya akan berjiwa koruptor pula. Oleh karena itu kita harus konsekuensi dengan apa yang akan kita lakukan, jika kita kuliah maka harus bersungguh – sungguh kuliah. Jika memang kita mengambil banyak sks saat kuliah kita juga harus siap kuliah lebih lama tiap minggu daripada mahasiswa yang lainnya. Jika kita sebagai mahasiswa aktif kita juga harus konsekuen dengan waktu, dan aturlah waktu serapi mungkin sehingga waktu diluar tidak mengganggu kuliah.

Introspeksi diri, itulah yang harus dilakukan sekarang. Sebagai mahasiswa kita tidak boleh mengesampingkan tujuan utama yaitu menuntut ilmu dibangku kuliah. Jika kita sudah masuk dunia akademisi kita juga harus ikut patuh pada peraturan akademik yang berlaku yaitu kehadiran saat kuliah. Karena saat proses perkuliahan terjadi komunikasi antara dosen dan mahasiswa untuk mentransfer ilmu yang diajarkan, jika kita tidak berangkat atau TA saja komunikasi tidak akan berjalan.

Introspeksi bukan hanya dari mahasiswa tapi juga dari kalangan pendidik atau dosen, karena salah satu alasan TA adalah cara pengajaran yang kurang menarik sehingga mahasiswa kurang perhatian dan mengantuk didalam kelas. Maka proses pembelajaran perlu diperbaiki dan dibuat lebih menarik karena setiap saat mahasiswa juga mengalami kebosanan, misalkan dengan metode dua arah artinya saat menerangkan mahasiswa diajak aktif berpendapat, bisa juga dengan memberi video motivasi saat akhir pembelajaran ataupun membuat slide presentasi dengan animasi – animasi yang menarik sehingga mahasiswa tidak jenuh.

           Dengan introspeksi dari mahasiswa dan dosen maka diharapkan fenomena TA lama kelamaan akan hilang dan lulusan akademisi tidak hanya menguasai ilmu dari bidang yang di tekuninya tetapi juga memilki karakter yang kuat serta memiliki moral untuk memajukan bangsa agar tetap bertahan dan dipandang oleh bangsa lain dalam masyarakat global.

About Unknown

Program Studi Teknik Geodesi Universitas Diponegoro Semarang. Lembaga Pers Mahasiswa Momentum. Rohis Athlas dan INSANI. Sherpa Mapala. Kemendagri BEM KM Undip. Geodet Berbagi. Turun Tangan Semarang. Orang Jawa. Survei Topografi.

0 comments:

Copyright © 2013 Ghostwriter™ is a registered trademark.

Designed by Templateism. Hosted on Blogger Platform.